🍂Sahabatku Hijrahku🍂
Sahabatku Hijrahku
Hijrah berasal dari bahasa Arab yang artinya berpindah atau meninggalkan tempat. Menurut sejarahnya sendiri, hijrah sudah dilakukan terlebih dahulu oleh Nabi Muhammad SAW bersama sahabatnya dari Mekkah ke Madinah untuk mempertahankan dan menegakkan akidah dan syari’at Islam.
Namun, di jaman sekarang, makna hijrah dapat diartikan sebagai meninggalkan sesuatu yang buruk demi menuju sesuatu yang lebih baik. Misalnya yang semula belum menggunakan jilbab menjadi menggunakan jilbab. Yang sebelumnya senang bergosip menjadi menahan diri untuk tidak bergosip dan seterusnya.
Dalam membuat keputusan untuk berhijrah tentunya banyak faktor yang memengaruhi, entah itu dari keluarga, sahabat, keinginan diri sendiri untuk berubah menjadi lebih baik atau belajar dari kisah orang lain.
Untukmu yang ingin berhijarah semoga cerita inspiratif dari saya ini dapat dijadikan inspirasi dan penguatan diri dalam berhijrah ke arah yang lebih baik
Alhamdulillah aku sangat bersyukur bertemu dengan temen-temen yang selalu mengingatkanku dalam kebaikan. Dulunya aku suka galak kepada mereka gara gara aku merasa risih dan kesal ketika mereka sok sok an ingetin aku terus untuk sholat di mesjid lah untuk ikut dengar ceramah di majelis majelis ilmu lah dan hal hal lain yang kurasa mereka terlalu fanatik dengan agama. Mereka sebenarnya pendiam , tapi kalau nyuruh untuk hal hal yang seperti aku sebutkan tadi mereka baweeeel banget. Sampai akhirnya aku kesel dan bilang "Ya Aku tuh gini. ngga usah diatur atur kalian jangan sok sok an deh". Padahal temen aku itu baik banget, tapi aku bentak bentak. Sampai suatu hari ada status difacebook katanya gini "Menolak kebenaran itu adalah kesombongan dan tak akan masuk surga orang yang dihatinya ada kesombongan walau sebesar biji jarrah".
Namun kalimat itu belum terlalu mempan untuk menggerakkan hatiku. Seiring berjalannya waktu, entah kenapa Allah selalu ngingetin aku sama kematian. Aku mulai ngerasa selama aku hidup aku ngga melakukan apapun untuk akhirat. Malah untuk orang tua yang sebegitunya udah berjuang buat aku sedari aku dalam kandungan, aku khawatir ngga bisa bantu mereka nanti di akhirat dan khawatirnya malah aku yang hanya akan menjadi beban buat mereka kelak di akhirat nantinya, Aku ngerasa jahat banget kalau aku nyusahin mereka dunia akhirat.
Dunia ini ngga akan lama. selama ini Aku disibukkin sama dunia yang ngga ada harganya dimata Allah. Aku lebih banyak kufur dari pada syukur. Aku lebih sering ngorbanin akhirat yang kekal daripada dunia yang sebentar. Dan pada akhirnya aku mulai sadar bahwa selama ini aku sudah sangat banyak melalaikan perintah Allah SWT aku hanya mengikuti hawa nafsuku saja tanpa memperhatikan dosa dan akibat yang akan ku tanggung.
Namun ternyata untuk mengubah diri ke arah yang lebih baik itu tidaklah semudah yang aku pikirkan Duka yang hadir dalam perjalanan hijrahku yaitu ketka aku mulai menghadiri majelis majelis ilmu sebagai langkah awal untuk diriku memperbanyak dan memperdalam pengetuhanku tentang agama Islam, keluargaku mulai agak beda ketika melihat perubahan dari diriku yang dulunya gak pernah sholat jadi rajin ke mesjid yang dulunya gak pernah mau diajak sama teman teman buat pergi ke majelis majelis ilmu sekarang jadi rajin menghadiri majelis majelis ilmu. Mama dan bapak selalu curigaan aku ikut aliran apa. sampai bapak aku bilang "bang kalau abang ikut aliran sesat, bapa mendingan gantung diri ".
Belum lagi mamah aku malah masukin aku ke kursus privat, katanya dari pada ikut aliran apa gitu kalau kamu kuliah, mending keluar aja kuliahnya. Terus orang-orang juga suka mandang gimana gitu, dibilang sok alim lah dibilang tumben ke mesjid lah dan kalimat kalimat semacamnya ketika orang orang melihat perubahan yang signifikan dari seseorang gituuu hmmm.
Sempet agak down sih, tapi Alhamdulillah temen-temen yang lainnya selalu ngingetin. Aku niatnya karena siapa, kalau bukan karena Allah pasti cepet goyah. Terus pernah ada yang ngingetin katanya "Harus istiqomah ya, kalau pengen enak bukan istiqomah namanya, tapi istirahat" . Terus yang terakhir ada yang bilang kita itu udah diakhir zaman, beragama dizaman ini kaya menggenggam bara api. Kalau setengah-setengah kita kerasa sakitnya. Tapi kalau kita genggam erat agama kita, bara itu akan mati dan kita ngga akan ngerasa sakitnya, Alhamdulillah aku sangat sangat merasa bersyukur mempunyai orang orang seperti mereka.
Dan sekarang aku juga ngerasa lega banget waktu orang tua aku bilang, bang boleh kok abang ikut majelis majelis ilmu gitu asal abang jangan terlalu fanatik dan abang liat liat dulu majelis ilmunya kayak apa yah, abang kan udah gede semoga istiqomah yah bang..., dan disitu perasaanku campur aduk terharu bahagia,dan sekali lagi aku sangat merasa bersyukur, Alhamdulillah aku punya sahabat yang dulunya aku galakkin karena suka ngingetin, dia marah kalau aku salah, tapi selalu ada dan selalu mendukung, ikut senang kalau aku bahagia, memotivasi kalau aku turun semangatnya. Alhamdulillaah ya Allah terimakasih telah menghadirkan teman teman dan orang orang yang selalu mengingatkanku untuk kembali ke jalan yang benar, mencoba dekat dengan Allah itu enak banget. Aku yang khawatiran, nggak pedean dan suka bingung karena Aku ngga tau ngelakuin sesuatu untuk siapa, sekarang lega, tenang dan bahagia terus. Karena cuma Allah yang bisa diandalkan, dipercaya dan sayang banget sama kita.
Mungkin itu saja yang dapat saya ceritakan tentang kisah inspiratif saya dalam berhijrah ke jalan Allah, semoga dapat memotivasi yaaa untuk yang sedang berusaha hijrah dan istiqomah di jalan Allah semangat yaahh ✊
Komentar
Posting Komentar
mohon agar tetap memperhatikan adab dan etika dalam berkomentar. terimakasih