👉Kenalin, Gue Anak Muda Zaman Sekarang 👈

 Kenalin, Gue Anak Muda Zaman Sekarang



Anak Muda. Coba bayangkan, apa yang ada dipikiran kita ketika mendengar kata ini. Saya sih terbayang akan sosok seorang pria dan wanita yang penuh semangat, energik, kreatif, pekerja keras, dan pantang menyerah. Di matanya, terpancar keinginan yang berapi-api untuk menggenggam dunia. Generasi inilah yang menjadi harapan bagi agama dan bangsa ini.
Sampai  kapan sebenarnya seseorang masih dikatakan sebagai anak muda? Berapa batasan usia muda yang sebenarnya ?
Beberapa rujukan menyebutkan bahwa batasan usia muda itu adalah apabila sudah mencapai 40 tahun, namun penelitian terbaru usia muda hanya sampai 35 tahun saja. Mari kita sepakati saja, seseorang dikatakan muda bila mencapai 40 tahun ya. Biar tidak ada yang tersinggung. Hehehe…
Berapa usia kita sekarang ini ?
Asumsi saya sih, pembaca tulisan ini berada pada kisaran 18 tahun hingga 24 tahun yah. Maaf kalau misalkan meleset-meleset sedikit,  mari sama-sama kita evaluasi dengan pertanyaan-pertanyaan seperti berikut ini:
Apa saja amalan-amalan yang bisa kita banggakan di akhirat kelak ? kemana saja kita habiskan waktu muda kita ini? Pengetahuan agama kita sejauh mana sampai detik ini? Atau hadiah terbaik apa yang pernah kita persembahkan untuk orang tua ?
Apabila kita bisa mengingat banyak hal dari pertanyaan-pertanyaan di atas, insyaa Allah hidup kita dipenuhi dengan hal-hal positif dan produktif setiap harinya, masalahnya, jika kita sulit untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas dan termenung bingung, maka ada baiknya kita mulai berbenah diri. Mungkin kita terlalu santai menyikapi hidup atau mungkin kita sudah terlalu terbuai dengan segala keindahan dunia.
Sepanjang sejarah islam, kita sangat mengenal banyak tokoh-tokoh muda yang mengharumkan nama Agama hingga seantero dunia. Mulai dari bidang militer, ilmu pengetahuan seperti ilmu matematika, kedokteran hingga teknologi. Sebut saja salah satu tokoh idola penulis yaitu Sultan Mehmed II atau yang lebih dikenal dengan nama Muhammad Al-Fatih.
Nama yang takasing ditelinga kita. Beliau adalah sosok panglima yang sudah menjadi hafidz semenjak usia 8 tahun. Tidak pernah meninggalkan shalat rawatib, dhuha, tahajud, dan berbagai amalan sunah lainnya semenjak baligh. Fatih menguasai tujuh bahasa sekaligus dan menjadi panglima perang  dengan visi yang sangat mulia. Pemimpin pasukan besar yang berhasil menaklukan konstatinopel di usia yang begitu muda, yaitu 21 tahun.
Sosok seperti beliau mengingatkan kita bahwa seharusnya pemuda menjadi tombak penentu perubahan zaman. Sayangnya, kita cukup kesulitan untuk mencari Muhammad Al-Fatih  yang lain dizaman sekarang ini. Kemajuan zaman sudah menggeser nilai-nilai luhur keislaman kita.
Dulu, keren adalah ungkapan untuk para pria yang rajin shalat berjamaah di masjid dan berdiri di shaf paling depan. Sedangkan sekarang, keren adalah mereka yang sibuk berkeliaran hingga larut malam tanpa tujuan yang jelas. Para muslimah lebih senang dengan para tokoh yang berpakaian modis dan menampakkan aurat dibandingkan mereka yang menggunakan hijab dan menutup rapat auratnya. Orang tua lebih bengga melihat anaknya jalan malam mingguan dengan yang bukan mahramnya dibandingkan menga habiskan quality time-nya bersama keuarga.
Bukannya sinis atau pesimis dengan akhlak generasi muda saat ini. Hanya saja, mari kita sama-sama jujur dengan kondisi disekitar kita. Dengan fenomena-fenomena yang terjadi. Gaya hidup yang sudah bebas antar lawan jenis, pornografi menjadi hal yang lumrah, bulliying merajalela, miras sudah menjadi konsumsi umum, dan bahkan udah lunturnya norma-norma kesopanan remaja terhadap orang tua dan guru. Kekhawatiran terhadap perilaku anak muda zaman sekarang sudah mencapai level kritis, sepakat ?

Lalu bagaimana membimbing generasi muda ini menjadi generasi yang tangguh, tidak gampang galau dengan masalah sepele. ?

Percaya atau tidak, banyak kalangan remaja masa kini yang kian terjebak di pergaulan tidak semestinya. Meski wajar untuk mulai menyukai lawan jenis, namun apa yang mereka lakukan seringkali keluar “jalur”.

Atas nama baper alias bawa perasaan, remaja yang seharusnya tangguh, malah menjadi menye-menye. Penyebabnya pun sepele. WhatsApp yang tidak kunjung dibalas, atau melihat si dia jalan bersama orang lain.

Padahal di tangan remaja-lah masa depan negara ini bergantung. Nah agar tak terjebak jadi generasi galau, ada 5 langkah tepat yang harus dilakukan. Let’s check this out.

1.) berkumpul dengan teman-teman yang positif

Kalau sekarang ini banyak dikenal dengan sebutan “toxic friendship” alias persahabatan yang nggak sehat, maka kondisi pergaulan semacam ini harus dihindari. Mulailah meninggalkan teman-teman yang membawa dampak buruk bagi dirimu. Cari teman-teman yang positif dan suka mengingatkan pada kebaikan.

2.) Jangan segan meminta saran

Terjebak perasaan yang tidak jelas? Jangan ragu untuk meminta saran. Kalau malu meminta saran orang tua, cobalah ke orang terdekat di sekitar. Bisa bagian konseling, guru atau dosen terdekat, atau bahkan ke psikolog. Dengan arahan yang baik, kamu bisa memanage perasaan galaumu sehingga segera dialihkan ke hal positif.

3.) Perbanyak baca buku-buku motivasi

Ketimbang membaca status-status nggak jelas atau explore Instagram sepanjang hari, mulailah perbanyak membaca buku-buku motivasi dari sekarang. Mumpung masih muda, gunakan waktumu untuk hal-hal positif, termasuk menumbuhkan motivasi dari diri sendiri agar menjadi orang yang sukses.

4.) Jauhi hal-hal yang membuat galau

Ini adalah kunci pentingnya. Hindari stalking orang yang disukai, hindari kepo berlebihan dengan segala aktivitas si dia. Biasanya, makin mengerti kesehariannya, kamu akan lebih baper tak terkendali. Jauhi semua hal yang justru membuatmu tidak produktif.

5.) Mendekat dengan Tuhan

Saat berada di titik terjenuh, jangan lupa, ada Tuhan yang selalu mendengarkanmu dan berbaik hati padamu. Ceritakan padaNya apa yang kamu rasakan, dan berdoalah agar selalu diberi jalan keluar terbaik.

Referensi : suaramerdeka.Com

#LiterasiDuRumahAja
#HumedMT.Al-Kahfi2020.
#jazakumullah khairan katsiran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(SEKILAS DAKWAH) Biodata Imam Al-Ghazali

🌹Mencintai Dalam Diam🌹

OBATMU ADALAH SEDEKAHMU