(SEKILAS DAKWAH) Biodata Imam Al-Ghazali
Lahir : 405 H/1058 M, Wafat 14 jumadil akhir 505 H/18 Desember 1111 M
As-Syaikh Al-Iman Al-Bahri, Hujjatul Islam, 'Ujubatu Az-Zaman,Zaenal Abidin, Abu Hamid bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad At-Thusi, As-Syafi'ie, Al-Ghazali, seorang penulis produktif, cerdas lagi jenius.
Imam Al-Ghazali di lahirkan di Thusia' pada tahun 405 H. Adapun bapaknya seorang hamba yang saleh lagi bersahaja dalam kehidupannya. Ia tidak akan makan kecuali dari rezeki yang di perolehnya, yakni dengan memintal kain wol kemudian menjualnya di tokonya di Thusia. Pada saat waktu senggang, ayahnya pergi berkeliling ke majelis taklim para ulama serta melayani mereka sebaik-baiknya, menjalin hubungan baik, serta belajar dengan mereka. Ketika mendengarkan perkataan para ulama ia lantas menangis dan menghibakan diri kepada Allah S.W.T. agar di anungerahi seorang anak yanh cerdas lagi berilmu. Allah pun mengabulkan permintaannya dengan mengaruniakannya dua putra, bernama Abu Hamid dan adiknya bernama Ahmad.
Namun surutan nasib berkata lain, sang ayah nerpulang kerahmatullah saat Abu Hamid masih belia. Sedangkan sang ibu diberikan umur panjang hingga dapat melihat masa keemasan anaknya pada saat itu.
Tapi ayahnya telah berpesan atau berwasiat kepada temannya yang di kenal jujur lagi sufi yang bijak " sungguh, saya sangat menyesal jika tidak dapat memberikan pendidikan yang layak. Jika aku tidak dapat melihat lagi kedua buah hatiku maka didiklah keduanya. Jalankanlah apa yang aku tinggalkan untuk keduanya.
Ketika sang ayah meninggal dunia, sufi tersebut menerima ala yang telah diwasiatkan kepanya. Ia mendidik Abu Hamid dan Ahmad bersama saudaranya. Meskipun demikian, ia belum mampu memberikan keperluan yang mencukupi kepada kedua anak tersebut.
Ia berkata kepada keduanya, "Aketahuilah, aku telah memberikan keperluanmu dari harta peninggalan ayah kalian, namun aku termasuk orang miskin lagi papa, maka menurut hematku, sebaiknya kalian berdua tinggal di madrasah. Sebab, kalian termasuk orang yang menuntut ilmu. Pasti kalian akan mendapatkan jatah makan (kebutuhan) harian."
Lalu keduanya melaksanakan saran tersebut. Oleh karena itu keduanya memperoleh kebahagiaan serta ketinggian derajat. Demikian Al-Ghazali mengurai kisah ini, seraya berkata, " Kami mencari ilmu karena Allah maka tidak sepantasnya dipergunakan untuk kepentingan selain-Nya".
Kader MT. Al-Kahfi
NAHNU DU'AT QOBLA KULLI SYAI'
Komentar
Posting Komentar
mohon agar tetap memperhatikan adab dan etika dalam berkomentar. terimakasih