🍁🍂Muslimah Millenial Dambaan Akhir Zaman🍂🍁
Muslimah Millenial Dambaan Akhir Zaman
Lalu bagaimana gambaran mengenai wanita muslimah yang sejati itu?
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Oleh: ustazah Dina Marlina, M.Pd.I
Maha Suci Allah yang telah menempatkan makhluknya (wanita) pada posisi mulia nan teragung, di tengah stigma masyarakat yang didominasi oleh budaya patriarki yang meletakkan wanita pada kelas kedua (second class). Shalawat dan salam teragung tersampaikan kepada Baginda Rasulullah SAW, tokoh revolusioner yang mengacak-acak adat tradisi kaum Jaihiliyah dan meruntuhkan kepercayaan nenek moyang mereka terhadap kehadiran wanita, dengan membebaskan wanita dari belenggu penghinaan, citra buruk, pembawa sial, kaum tidak berguna, serta pembawa cacat bagi keluarga.
Miris, kehadiran wanita dalam punggung sejarah dan masa kurun waktu yang lama, pernah menjadi simbol yang kurang diapresiasi di belahan dunia manapun. Baik pada peradaban masyarakat Yunani, Romawi, Agama Nasrani, Yahudi, pun pada masa Arab jahiliyah dimana terdapat kebiasaan masyarakat Arab mengubur hidup-hidup anak wanita mereka. Mereka menganggap anak wanita sebagai aib bagi keluarga dan hanya menambah beban ekonomi.
Keadaan tersebut merupakan fakta sejarah yang tidak terbantahkan. Namun, “*setelah gelap terbitlah terang*”, Allah Yang Maha Kasih mengutus seorang utusan yakni Nabi Muhammad SAW untuk mengembalikan wanita pada martabat yang semestinya atas dasar nilai kemanusiaan. Bahkan, dengan tegas Allah SWT menyatakan dalam Firman-nya
إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ
Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu”
Ayat tersebut menegaskan kepada kita bahwa derajat rendah dan mulia manusia bukanlah dipandang dari status sosial seperti kaya ataupun miskin, cantik/gagah maupun kurang cantik/gagah, ataupun dari jenis kelamin laki-laki dan wanita sebagaimana yang terjadi pada masyarakat Arab Jahiliyah, dimana wanita menempati status sosial yang rendah. Akan tetapi derajat kemuliaan seseorang ditentukan oleh ketakwaannya.
Rasulullah dengan misi utama menyempurnakan Akhlak manusia (Innama bu’itstu li utammima makarimal akhlak), beliau telah mampu menyebarkan misi Allah SWT untuk membebaskan wanita dari keterpurukannya, menjadikannya mulia, bahkan Rasulullah menghadiahkan wanita dengan memberikan sematan syurga dibawah telapak kakinya (ibu).
Bukankah ini merupakan bukti betapa cintanya Allah SWT kepada kaum wanita!??
Lantas, setelah curahan kebaikan dari-Nya pada masa-masa terdahulu, sekarang, dan yang akan datang kepada kaum wanita. Masihkah kita “tega” merenggut kemuliaan yang dihadiahkan kepada kita oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW?
Apa maksudnya merenggut kemuliaan diri sendiri? Maksudnya adalah Membiarkan diri kita dalam kebinasaan dengan menanggalkan akhlak mulia dan aturan-aturan syari’at sebagai seorang wanita muslimah, mengikuti dan menghidupkan kembali masa kejahiliyahan yang dilakukan oleh wanita-wanita pada masa sebelum Islam datang. Mempraktekkan cara-cara kehidupan wanita jahiliyah yang bar-bar.
Miris, kehadiran wanita dalam punggung sejarah dan masa kurun waktu yang lama, pernah menjadi simbol yang kurang diapresiasi di belahan dunia manapun. Baik pada peradaban masyarakat Yunani, Romawi, Agama Nasrani, Yahudi, pun pada masa Arab jahiliyah dimana terdapat kebiasaan masyarakat Arab mengubur hidup-hidup anak wanita mereka. Mereka menganggap anak wanita sebagai aib bagi keluarga dan hanya menambah beban ekonomi.
Keadaan tersebut merupakan fakta sejarah yang tidak terbantahkan. Namun, “*setelah gelap terbitlah terang*”, Allah Yang Maha Kasih mengutus seorang utusan yakni Nabi Muhammad SAW untuk mengembalikan wanita pada martabat yang semestinya atas dasar nilai kemanusiaan. Bahkan, dengan tegas Allah SWT menyatakan dalam Firman-nya
إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ
Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu”
Ayat tersebut menegaskan kepada kita bahwa derajat rendah dan mulia manusia bukanlah dipandang dari status sosial seperti kaya ataupun miskin, cantik/gagah maupun kurang cantik/gagah, ataupun dari jenis kelamin laki-laki dan wanita sebagaimana yang terjadi pada masyarakat Arab Jahiliyah, dimana wanita menempati status sosial yang rendah. Akan tetapi derajat kemuliaan seseorang ditentukan oleh ketakwaannya.
Rasulullah dengan misi utama menyempurnakan Akhlak manusia (Innama bu’itstu li utammima makarimal akhlak), beliau telah mampu menyebarkan misi Allah SWT untuk membebaskan wanita dari keterpurukannya, menjadikannya mulia, bahkan Rasulullah menghadiahkan wanita dengan memberikan sematan syurga dibawah telapak kakinya (ibu).
Bukankah ini merupakan bukti betapa cintanya Allah SWT kepada kaum wanita!??
Lantas, setelah curahan kebaikan dari-Nya pada masa-masa terdahulu, sekarang, dan yang akan datang kepada kaum wanita. Masihkah kita “tega” merenggut kemuliaan yang dihadiahkan kepada kita oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW?
Apa maksudnya merenggut kemuliaan diri sendiri? Maksudnya adalah Membiarkan diri kita dalam kebinasaan dengan menanggalkan akhlak mulia dan aturan-aturan syari’at sebagai seorang wanita muslimah, mengikuti dan menghidupkan kembali masa kejahiliyahan yang dilakukan oleh wanita-wanita pada masa sebelum Islam datang. Mempraktekkan cara-cara kehidupan wanita jahiliyah yang bar-bar.
Lalu bagaimana gambaran mengenai wanita muslimah yang sejati itu?
Rasulullah SAW pernah bersabda Addunya Mata’un wa Khairu Mata’iha Al-Mar’atus Shalihah (Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah). Hadis ini menunjukan bahwa wanita muslimah yang sejati adalah wanita yang memiliki gelar shalihah.
Bagaimana kemudian kriteria wanita shalihah yang akan mampu menjadi teladan pada seluruh zaman dan waktu, bukan saja pada zaman milenial ini akan tetapi mampu menjadi teladan pada masa depan?
Allah SWT menjelaskan kriteria wanita shalihah dalam al-Qur’an sebagaimana Firman-nya:
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Pada QS. An-Nur ayat 31 di atas beberapa kriteria wanita shalihah adalah:
1) wanita yang menjaga pandangannya yakni wanita yang menahan diri dari menatap lawan jenis (terutama dengan mencampuradukan pandangan dengan nafsu syahwat), dengan bahasa sederhana wanita yang menjaga pandangannya dari laki-laki ajnabi (yang bukan mahromnya).
2) wanita yang memelihara kemaluannya, yakni wanita yang menjaga kesucian dirinya. Tidak bermaksiat terlebih melakukan zina.
3) wanita yang tidak menampakkan perhiasannya (auratnya) kepada laki-laki ajnabi (bukan mahrom).
4) tidak menghentakkan kaki sehingga diketahui perhiasan yang disembunyikan, hal demikian sering dilakukan oleh para wanita yang hidup pada masa Rasulullah, mereka senang menggunakan gelang kaki, dan jika mereka (para wanita) melihat sekelompok orang lewat, mereka memukul-mukulkan kakinya ke tanah sehingga gelang kakinya bersuara, ini dilakukan untuk menarik perhatian orang yang lalu lalang dihadapan mereka.
5) wanita yang senantiasa bertobat kepada Allah SWT. Setiap manusia tidak luput dari kesalahan, maka sudah sepantasnya kita selaku hamba yang dhaif dan sarangnya kesalahan gemar melakukan taubat, yakni kembali kejalan yang benar, kembali kepada Allah SWT setelah jauh meninggalkan-Nya.
فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ....
1) wanita yang menjaga pandangannya yakni wanita yang menahan diri dari menatap lawan jenis (terutama dengan mencampuradukan pandangan dengan nafsu syahwat), dengan bahasa sederhana wanita yang menjaga pandangannya dari laki-laki ajnabi (yang bukan mahromnya).
2) wanita yang memelihara kemaluannya, yakni wanita yang menjaga kesucian dirinya. Tidak bermaksiat terlebih melakukan zina.
3) wanita yang tidak menampakkan perhiasannya (auratnya) kepada laki-laki ajnabi (bukan mahrom).
4) tidak menghentakkan kaki sehingga diketahui perhiasan yang disembunyikan, hal demikian sering dilakukan oleh para wanita yang hidup pada masa Rasulullah, mereka senang menggunakan gelang kaki, dan jika mereka (para wanita) melihat sekelompok orang lewat, mereka memukul-mukulkan kakinya ke tanah sehingga gelang kakinya bersuara, ini dilakukan untuk menarik perhatian orang yang lalu lalang dihadapan mereka.
5) wanita yang senantiasa bertobat kepada Allah SWT. Setiap manusia tidak luput dari kesalahan, maka sudah sepantasnya kita selaku hamba yang dhaif dan sarangnya kesalahan gemar melakukan taubat, yakni kembali kejalan yang benar, kembali kepada Allah SWT setelah jauh meninggalkan-Nya.
فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ....
Pada QS.An-Nisa’ ayat 34 kriteria wanita (istri) shalihah adalah:
1) Taat kepada Allah SWT, yaitu tunduk dan patuh terhadap segala perintah Allah SWT.
2) Menjaga diri ketika suami tidak ada karena Allah SWT yang menjaga mereka.
Lebih lanjut Rasulullah SAW menjelaskan bahwa istri yang shalihah yang dimaksud dalam ayat (QS.An-Nisa’ ayat 34) tersebut adalah sebagaimana disifatkan dalam sabdanya: “sebaik-baik perempun ialah perempuan yang apabila engkau melihatnya ia menyenangkan hatimu, dan apabila engkau menyuruhnya ia mengikuti perintahmu, dan apabila engkau tidak berada di sampingnya ia memelihara hartamu dan menjaga dirinya” (Riwayat Ibnu Jarir dan al-Baihaqi dari Abu Hurairah).
1) Taat kepada Allah SWT, yaitu tunduk dan patuh terhadap segala perintah Allah SWT.
2) Menjaga diri ketika suami tidak ada karena Allah SWT yang menjaga mereka.
Lebih lanjut Rasulullah SAW menjelaskan bahwa istri yang shalihah yang dimaksud dalam ayat (QS.An-Nisa’ ayat 34) tersebut adalah sebagaimana disifatkan dalam sabdanya: “sebaik-baik perempun ialah perempuan yang apabila engkau melihatnya ia menyenangkan hatimu, dan apabila engkau menyuruhnya ia mengikuti perintahmu, dan apabila engkau tidak berada di sampingnya ia memelihara hartamu dan menjaga dirinya” (Riwayat Ibnu Jarir dan al-Baihaqi dari Abu Hurairah).
Demikianlah karakter-karakter wanita shalihah yang Allah jelaskan dalam al-Qur’an. Adapun sosok wanita teladan yang dapat ditiru seorang muslimah dalam Islam sangat banyak, khususnya para muslimah mulia di sekitar Rasulullah SAW. Namun Rasulullah pernah menyatakan diantaranya ada empat wanita teladan yang dapat ditiru, yaitu Asiyah (Istri Fir’aun), Maryam binti Imran (Ibunda Nabi Isa), Khadijah binti Khawalid (Istri Rasulullah saw), dan Fatimah Az-Zahra (Putri Rasulullah SAW).
Keempat wanita mulia tersebut merupakan wanita-wanita istimewa sepanjang sejarah. Mereka memiliki keutamaan tersendiri yang menjadikan mereka mulia bahkan diabadikan namanya di dalam al-Qur’an. Maryam binti Imran yang merupakan ibunda Nabi Isa AS, adalah sosok wanita suci yang selalu memelihara dirinya, bahkan Allah menceritakan kisah kebaktian Maryam dengan begitu indah dalam al-Qur’an. Perempuan yang dijamin masuk surga oleh Allah SWT ini hanya disibukkan dengan ibadah dan dzikir kepada Allah. Bahkan kemuliaannya menjadikan Allah mencatat namanya sebagai nama surah dalam al-Qur’an, serta menjadikan kedudukannya melebihi segala wanita di dunia sebagaimana terdapat dalam QS. Ali-Imran ayat 42.
Keempat wanita mulia tersebut merupakan wanita-wanita istimewa sepanjang sejarah. Mereka memiliki keutamaan tersendiri yang menjadikan mereka mulia bahkan diabadikan namanya di dalam al-Qur’an. Maryam binti Imran yang merupakan ibunda Nabi Isa AS, adalah sosok wanita suci yang selalu memelihara dirinya, bahkan Allah menceritakan kisah kebaktian Maryam dengan begitu indah dalam al-Qur’an. Perempuan yang dijamin masuk surga oleh Allah SWT ini hanya disibukkan dengan ibadah dan dzikir kepada Allah. Bahkan kemuliaannya menjadikan Allah mencatat namanya sebagai nama surah dalam al-Qur’an, serta menjadikan kedudukannya melebihi segala wanita di dunia sebagaimana terdapat dalam QS. Ali-Imran ayat 42.
Asiyah (Istri Fir’aun) yang mendapatkan siksaan dari Fir’aun setelah mengakui dengan terang-terangan risalah yang dibawa Nabi Musa. Ketika Asiyah tidak mau mengakui Fir’aun sebagai Tuhan, Asiyah disiksa dengan cara dijemur di padang pasir, tidak diberikan makanan dan mengalami penyiksaan fisik lainnya. kisah ini diceritakan oleh Allah SWT dalam QS. At-Tahrim ayat 11.
Khadijah binti Khawalid (Istri Rasulullah saw), dan Fatimah Az-Zahra (Putri Rasulullah SAW), dua sosok wanita termulia di kehidupan Rasulullah. Sosok Khadijah yang sebagai pendamping yang memiliki ketangguhan pendirian, sabar, penyayang dan sifat-sifat mulia lainnya telah mampu membuat Rasulullah SAW menjadikannya sebagai wanita yang tidak pernah tergantikan dengan wanita manapun di hati Rasulullah SAW. Beratnya perjuangan yang dialami ketika mendampingi Rasulullah dalam berdakwah, serta dukungan dengan jiwa dan harta terhadap penyebaran agama Islam, telah membuatnya menjadi wanita yang dirindukan syurga.
Fatimah Az-Zahra sosok wanita yang dijuluki sebagai pemimpin para wanita-wanita penduduk surga, merupakan putri kesayangan Rasulullah. Didikan seorang Rasul telah mampu membuatnya menjadi seorang wanita dengan kemuliaan tinggi. Rasulullah pernah bersabda “... setiap aku rindu aroma surga, aku menciumi Fatimah” (Tafsir ad-Durrul Mantsur surat al-Isra’:1; Mustadrak Ash-Shahihayn 3)
Khadijah binti Khawalid (Istri Rasulullah saw), dan Fatimah Az-Zahra (Putri Rasulullah SAW), dua sosok wanita termulia di kehidupan Rasulullah. Sosok Khadijah yang sebagai pendamping yang memiliki ketangguhan pendirian, sabar, penyayang dan sifat-sifat mulia lainnya telah mampu membuat Rasulullah SAW menjadikannya sebagai wanita yang tidak pernah tergantikan dengan wanita manapun di hati Rasulullah SAW. Beratnya perjuangan yang dialami ketika mendampingi Rasulullah dalam berdakwah, serta dukungan dengan jiwa dan harta terhadap penyebaran agama Islam, telah membuatnya menjadi wanita yang dirindukan syurga.
Fatimah Az-Zahra sosok wanita yang dijuluki sebagai pemimpin para wanita-wanita penduduk surga, merupakan putri kesayangan Rasulullah. Didikan seorang Rasul telah mampu membuatnya menjadi seorang wanita dengan kemuliaan tinggi. Rasulullah pernah bersabda “... setiap aku rindu aroma surga, aku menciumi Fatimah” (Tafsir ad-Durrul Mantsur surat al-Isra’:1; Mustadrak Ash-Shahihayn 3)
Demikianlah kriteria2 muslimah dambaan sepanjang zaman sebagaimana yg diterangkan Allah dan RasulNya.
Kriteria tersebut tidak akan pupus, tidak akan menjadi kuno, tidak akan kadaluwarsa karena ini adalah berita dari Tuhan semesta alam, yang berlaku pada semua waktu dan zaman karena al-Qur'an shalih li kulli zaman wa makan.
Kriteria tersebut tidak akan pupus, tidak akan menjadi kuno, tidak akan kadaluwarsa karena ini adalah berita dari Tuhan semesta alam, yang berlaku pada semua waktu dan zaman karena al-Qur'an shalih li kulli zaman wa makan.
Oleh karena itu, siapa pun wanita yang menginginkan kedudukan tertinggi dan mulia di dunia dan akhirat, hanya memiliki 1 jalan yaitu meniti jalan Allah dan RasulNya.
muslimah dambaan era milenial adalah mereka (kaum wanita) yang tidak hanya diam, Muslimah dambaan era milenial adalah mereka (kaum wanita) yang tidak hanya disibukkan dengan hal-hal keduniaan, namun mereka yang disibukkan dengan menata dan memperbaiki diri untuk Allah SWT (Tuhan Yang Menyayanginya dan Maha Mencintainya)
*Penutup*
▪️Bagi akal wanita dikatakan cantik jika dia berilmu
▪️Bagi nafsu wanita dikatakan cantik jika dia berparas elok
▪️Bagi hati wanita dikatakan cantik jika dia berakhlak
▪️Bagi akal wanita dikatakan cantik jika dia berilmu
▪️Bagi nafsu wanita dikatakan cantik jika dia berparas elok
▪️Bagi hati wanita dikatakan cantik jika dia berakhlak
*Muslimah dambaan syurga bukan yang hanya dominan salah satunya, Namun dia mampu menjadi cantik secara akal, nafsu, & hati*
Mari kita sama-sama memperbaiki niat, langkah, dan tujuan hidup kita agar menjadi *wanita muslimah dambaan syurga yang diridhai Allah*
Saudariku..
Atas asma Allah yang Maha Cinta, sungguh Allah mencintaimu melebihi segalanya di dunia ini.
Rasul mencintaimu melebihi cintanya kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya, bahkan cinta itu telah mengakar kuat jauh sebelum engkau dilahirkan dan ada di dunia ini.
Atas asma Allah yang Maha Cinta, sungguh Allah mencintaimu melebihi segalanya di dunia ini.
Rasul mencintaimu melebihi cintanya kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya, bahkan cinta itu telah mengakar kuat jauh sebelum engkau dilahirkan dan ada di dunia ini.
Maka dari itu, Mohon sadarilah hal sederhana ini.
Ikuti.. ikuti.. dan ikuti apa yang diberikan kepadamu oleh Allah (al-Qur'an) & Rasulullah (al-hadis)
Billahi taufiq wal hidayah
Wa ridha wal inayah
Billahi taufiq wal hidayah
Wa ridha wal inayah
وسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Apa yang dapat kita petik dari paparan penjelasan diatas yuk lanjut...
Kesimpulan dari kajian ini
Tema: Muslimah Millenial Dambaan Akhir Zaman
Tanggal: 11-Apr-2020
Pemateri: Ustadzah Dina Marlina M.Pd.I
Kesimpulan dari kajian ini
Tema: Muslimah Millenial Dambaan Akhir Zaman
Tanggal: 11-Apr-2020
Pemateri: Ustadzah Dina Marlina M.Pd.I
Muslimah Millenial Dambaan Akhir Zaman
Wanita muslimah yang sejati adalah wanita yang memiliki gelar shalihah. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam
"Addunya Mata'un wa khairu Mata'iha Al Mar'atus Shalilah" (Dunia adalah perhiasan,dan sebaik baik perhiasan adalah wanita shalihah)
"Addunya Mata'un wa khairu Mata'iha Al Mar'atus Shalilah" (Dunia adalah perhiasan,dan sebaik baik perhiasan adalah wanita shalihah)
Kriteria wanita shalihah yang mampu menjadi teladan pada seluruh zaman dan waktu:
Dalam Qs.An-Nur ayat 31, ada 5 kriteria
1.Wanita yang menjaga pandangannya
2. Wanita yang memelihara kemaluannya
3. Wanita yang tidak menampakkan perhiasannya (auratnya) kepada laki-laki ajnabi (bukan mahrom)
4. Wanita yang tidak menghentakkan kaki sehingga diketahui perhiasan yang disembunyikan
5. Wanita yang senantiasa bertaubat kepada Allah subahanahuwata'ala.
1.Wanita yang menjaga pandangannya
2. Wanita yang memelihara kemaluannya
3. Wanita yang tidak menampakkan perhiasannya (auratnya) kepada laki-laki ajnabi (bukan mahrom)
4. Wanita yang tidak menghentakkan kaki sehingga diketahui perhiasan yang disembunyikan
5. Wanita yang senantiasa bertaubat kepada Allah subahanahuwata'ala.
B.) Dalam Qs. An-Nisa' ayat 34. Ada 2 kriteria
1. Wanita yang taat kepada Allah subahana huwata'ala
2. Wanita yang menjaga diri ketika suaminya tidak ada dirumah
1. Wanita yang taat kepada Allah subahana huwata'ala
2. Wanita yang menjaga diri ketika suaminya tidak ada dirumah
Rasullullah shallallahu'alaihi wasallam pernah menyatakan ada 4 wanita teladan yang dapat di tiru:
1. Asiyah (Istri Fir'aun)
2. Maryam binti Imran (Ibunda nabi Isa as)
3. Khadijah binti khawalid (Istri Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam)
4. Fatimah Az-Zahra (Putri Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam).
1. Asiyah (Istri Fir'aun)
2. Maryam binti Imran (Ibunda nabi Isa as)
3. Khadijah binti khawalid (Istri Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam)
4. Fatimah Az-Zahra (Putri Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam).
#LiterasiDiRumahAja.
#HumedMT.Al-Kahfi2020.
#jazakumullah khairan katsiran.
#HumedMT.Al-Kahfi2020.
#jazakumullah khairan katsiran.
Komentar
Posting Komentar
mohon agar tetap memperhatikan adab dan etika dalam berkomentar. terimakasih