Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Ayah

Disuatu malam yang begitu hening, ku coba memulainya dengan memutar lagu ada band feat Gita Gutawa dengan judul Terbaik Untukmu, di ruang yang cukup kecil ini cukup membuatku untuk bernostalgia, dan aku semakin sadar bahwa malam itu  ayah memang telah lama tak lagi bersamaku. Kejadian beberapa tahun silam membuatku harus benar-benar menerima bahwa ayah memang tak selamanya utuh hanya milikku, aku harus berbagi waktu, bahkan kasih sayang pun aku harus berbagi dengan mereka, dengan mereka yang sungguh asing bagiku. Jiwa ini semakin terpukul, aku semakin rapuh kala mamah menyatakan tak sanggup lagi, oh tuhan aku menyayangi keduanya. Dari tahun ke tahun, jiwa ku terus diuji, begitu pun dengan mamah, ayah yang memiliki dua orang istri terkadang membuat ayah kepalangan. Karena untuk adil itu sulit. Mamah semakin tersiksa kala istri muda mulai bertingkah, aku dan kakak ku selalu membisu namun terkadang angkat bicara jika kondisi sudah mulai parah. Ayah tak lagi setegas dulu, ayah ada ...

Ayah Juara Satu Ku

_PenaSaBan Masih di tengah kegelapan berteman hening Diriku terus merajut rasa Rasa yang hening lalu tergenang Tergenang oleh waktu yang tak kunjung menyapa Hanya sebait kata kau tuai Hanya secercah senyuman kau hatur Kau Mampu membuat air mata ini berinai Kau mampu menepis sendu keriangan Ayah juara Satu ku Tak berjabatan Tak pula bertitle Dia hanya seorang lelaki baja bagiku  Ayah Juara satu ku Tak kenal letih kala malas ku terurai Tegas nan disiplin dalam berprilaku Sedikitipun tak pernah ku melihat air nya berurai Ayah Juara satu ku Kini walau jauh menjadi jarak Namun Do’a tak kenal jarak Putrimu di sini tetap putrimu kecilmu Di Bumi Seribu Masjid.

Masihkah Mengeluh?

Hidup ini fana, Hidup ini memang tak selayaknya menjadi acuan, Namun hidup ini tantangan, hidup ini juga anugrah, Hidup inipun perjuangan, Perjuangan bagi ia yang kita cintai. Pagi itu, aku bersama teman ku baru saja memutuskan untuk pulang kampung, kita berjalan menyusuri jalan raya kota Mataram sembari menunggu angkutan umum lewat, tak sampai  menuggu lama  angkutan umum itupun lewat, tanpa diberi tanda bahwa aku dan teman ku akan naik, angkutan itu sudah lebih dahulu berhenti dan menawari ku untuk naik. “ayo mbak “ ajakan kernet itu pada aku dan teman ku. Aku pun naik di mobil kuning itu, dan isinya baru beberapa orang,hanya ada aku, teman ku,bapak tua, kernet dan tukang supir itu. Keadaan ya begitu saja, hanya ada obrolan dari kernet dan tukang supir yang berbicara masalah pekerjaan dan perantauan hanya untuk menafkahi keluarganya. Namun jelasnya aku tak tahu, aku tak terlalu memperhatikan perbincangan mereka berdua. Selebihnya dengan bapak tua itu, ia hanya me...