NGGAK ADA ISTILAH “PACARAN ISLAMI”
NGGAK ADA ISTILAH “PACARAN ISLAMI”
Islam tidak mengenal proses pacaran
seperti apa yang dipahami kebanyakan remaja muslim sekarang. Proses pacaran
lebih banyak membawa mudharat kepada perbuatan yang dilarang dalam agama.
Melihat kecendrungan aktivitas pasangan muda yang berpacaran, sangat sulit
untuk mengatakan bahwa pacaran itu adalah media untuk saling mencintai satu
sama lain. Sebab sebuah cinta sejati tidak berbentuk sebuah perkenalan singkat,
misalnya dengan bertemu di suatu kesempatan tertentu lalu saling bertelepon,
tukar menukar SMS, chatting dan diteruskan dengan janji bertemu langsung.
Semua bentuk aktivitas itu cenderung
bukanlah sebuah aktivitas cinta, sebab yang terjadi adalah kencan dan
bersenang-senang. Sama sekali tidak ada ikatan formal yang resmi dan di akui.
Juga tidak ada ikatan tanggung jawab antara mereka. Padahal cinta itu memiliki
tanggung jawab, ikatan sah dan sebuah harga kesetiaan. Dalam format pacaran,
semua instrumen itu tidak terdapat, sehingga jelas sekali bahwa pacaran itu sangat
berbeda dengan cinta.
Istilah “Pacaran islami” itu cuma ada
formatnya dan tidak pernah ada wujudnya. Tidak mungkin aktivitas pacaran
dilakukan tanpa menabrak rambu-rambu syar’i. Anggap saja mereka menghindari
khalwat (berduaan), bersentuhan serta tetap menutup aurat. Tetapi mereka tidak
bisa menghindar dari saling memandang, atau saling membayangkan kekasihnya,
atau mengotori hatinya dengan rindu yang tidak menentu. Apakah ada pacaran yang
tidak menabrak etika dalam pergaulan antar lawan jenis? Tidak ada!
Pacaran, apapun namanya, meskipun
diberi embel-embel islami, tetap saja merupakan sesuatu yang dilarang Allah. Ia
merupakan sarana yang mendekatkan pelakunya terhadap perbuatan zina. Apa ada
zina islami? Allah telah memperingatkan kita di dalam firman-Nya:
“Dan janganlah kamu dekati zina,
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang
buruk”. (Q.S. Al-Isro’: 32)
Buku: Aku Putusin Kamu Dengan
BASMALAH, karya Asadullah Al-Faruq
Komentar
Posting Komentar
mohon agar tetap memperhatikan adab dan etika dalam berkomentar. terimakasih